Selasa, 15 Februari 2011

PSIKOLOGI MENGAJAR


BAB II
PEMBAHASAN



A.    Proses Pengajaran Yang Efektif
Dalam lingkup mikro, pendidikan diwujudkan melalui proses pengajaran, baik di dalam kelas ataupun di luar kelas. Proses ini berlangsung melalui interaksi antara pendidik dan anak didik dalam situasi pengajaran yang bersifat edukatif (mendidik). Melalui proses pengajaran ini siswa akan berkembang kea rah pembentukan manusia sebagaimana tersirat dalam tujuan pendidikan. Agar pengajaran dapat berlangsung secara efektif, maka pendidik harus mampu menciptakan proses pengajaran dalam suasana pembelajaran dan pengajaran yang baik.
Proses pengajaran yang efektif dapat terbentuk melalui pengajaran yang memiliki cirri-ciri sebagai berikut:
1.      Berpusat pada siswa
Dalam keseluruhan kegiatan pendidikan, siswa merupakan subyek utama. Oleh karena itu, dalam proses pengajran hendaknya siswa menjadi perhaatian utama dari para guru. Segala bentuk aktifitas hendknya diarahkan untuk membantu perkembangan siswa. Keberhasilan proses pembelajaran dan pengajaran terletak dalam perwujudan diri siswa sebagai pribadi mandiri, pelajar efektif, dan pekerja produktif.
2.      Interaksi edukatif antara guru dengan siswa
Dalam proses pembelajaran hendaknya terjalin hubungan yang bersifat edukatif atau mendidik dan mengembangkan. Guru tidak hanya sekedar penyampai bahan yang harus dipelajari, akan tetapi sebagi figur yang dapat merangsang perkembangan pribadi siswa. Interaksi antara guru dengan siswahendaknya berdasarkan sentuhan-sentuhan psikologis yaitu adanya saling pemahaman antara guru dengan siswa. Rasa percaya diri dapat ditumbuhkan suasana seperti ini.
3.      Suasana demokratis
Suasana dalam kelas yang bersifat demokratis akan banyak memberikan kesempatan kepada siswa untuk berlatih mewujudkan dan mengembangkan hak dan kewajibannya. Suasana ini dapat dikembangkan dalam proses pengajaran melalui hubungan guru dengan siswa. Dalam suasana demokratis, semua pihak memperoleh penghargaan sesuai dengan prestasi dan potensinya sehingga dapat memupuk rasa percaya diri dan pada gilirannya dapat berinivasi dan berkreasi sesuai dengan kemampuan masing-masing.
4.      Variasi metode pengajaran
Metode mengajar yang digunakan guru hendaknya sedemikian rupa bervariasi sesuai dengan tujuan dan bahan yang diajarkan. Dengan metode belajar yang bervariasi, guru tidak mengajar hanya dengan satu metode saja melainkan berganti-ganti sesuai dengan keperluannya. Suasana ini akan membuat siswa lebih senang dan bersemangat dalam belajar, sehingga dapat memberikan hasil pembelajaran yang lebih baik.
5.      Guru professional
Proses pembelajaran-pengajaran yang efektif hanya mungkin boleh terwujud apabila dilaksanakan oleh guru profesional dan dijiwai jiwa profesionalisme yang tinggi. Guru profesional ialah guru yang memiliki keahlian yang memadai, rasa tanggung jawab yang tinggi, serta memiliki rasa kebersamaan dengan sejawatnya. Mereka mampu melaksanakan fungsi-fungsinya sebagai pendidik yang bertanggung jawab mempersiapkan siswa bagi peranannya di masa depan. Dengan jiwa profesionalisme, guru mencintai pekerjaannya dan melaksanakannya dengan penuh dedikasi dan tanggung jawab. 
6.      Bahan yang sesuai dan bermanfaat
Bahan yang diajarkan adalah bersumber dari kurikulum yang telah ditetapkan secara baku. Tugas guru adalah mengolah bahan pengajaran menjadi sajian yang dapat dicerna oleh siswa secara tepat dan bermakna. Untuk itu bahan yang diajarkan hendaknya sesuai dengan kondisi siswa dan lingkungannya sehingga memberikan makna dan paedah bagi siswa. Dengan bahan yang dirasakan sesuai dan bermanfaat, siswa akan melakukan aktivitas pembelajaran dengan lebih bergairah.
7.      Lingkungan yang kondusif
Pendidikan di sekolah dan di luar sekolah tidak boleh dilepaskan dari lingkungannya. Oleh karena itu keberhasilan suatu pendidikan akan banyak ditentukan oleh keadaan lingkungannya. Lingkungan yng kondusif ialah lingkungan yang dapat menunjang bagi proses pembelajaran-pengajaran secara efektif. Dalam hubungan ini diharapkan guru mampu membina kerjasama dengan pihak luar sekolah khususnya dengan keluarga.
8.      Sarana belajar yang menunjang
Proses pembelajaran dan pengajaran akan berlangsung secara efektif apabila ditunjang dengan sarana yang baik. Sarana tersebut adalah alat bantu mengajar, laboratorium, aula, lapangan olah raga, perpustakaan, dsb.
B.    MENGENAL MODEL-MODEL MENGAJAR
Mengajar adalah merupakan tugas utama bagi seorang guru. Oleh karena itu, keefektifannya dalam mengajar akan banyak tergantung bagaimana guru mampu melaksanakan aktivitas mengajar secara baik.
Banyak faktor yang mempengaruhi bagimana guru mengajar terutama factor yang ada dalam diri guru itu sendiri. Cara mengajar yang dipilih dan digunakan guru adalah termasuk faktor yang cukup penting juga. Untuk itu guru seharusnya mengenal bagaimana cara mengajar dan dapat memilihnya secara tepat sesuai dengan kemampuan dirinya serta keadaan lingkunganya.
Dalam dunia pengajaran telah dikenal berbagai model pengajaran, meskipun tidak ada satu model yang paling tepat untuk segala tujuan dan kondisi. Semua model mempunyai kekuatan dan kelemahan masing-masing.
Muhammad Surya (dalam buku Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran,1996) mengemukakan ada beberapa model pengajaran yang dikelompokan dalam empat rumpun yaitu: Rumpun Model Pemrosesan Informasi, Rumpun Model Personal, Rumpun Model Interaksi Social, Rumpun Model Behavioral (Tingkah laku). Untuk lebih jelasnya lagi berikut penjelasan tentang ke empat model mengajar :
1.      Rumpun Model Pemrosesan Informasi
Model-model mengajar yang tergolong pada rumpun ini berorientasi kepada kecakapan siswa dalam memproses informasi dan cara-cara mereka dapat memperbaiki kecakapan untuk menguasai informasi.
Pemrosesan informasi mengacu pada cara-cara orang menangani rangsangan dari lingkungan, mengordinasi data, melihat masalah, mengembangkan konsep dan memecahkan masalah.
Beberapa model pemrosesan informasi menekankan pada beberapa aspek diantaranya adalah :
1)      Menekankan kecakapan pelajar untuk memecahkan masalah.
2)       Menekankan aspek berfikir yang produktif, sedangkan beberapa yang lainnya lebih menekankan kecakapan intelektual umum.
3)      Model-model ini juga menekankan konsep-konsep dan informasi yang dijabarkan dari disiplin-disiplin akademik,
4)      Memperhatikan aspek hubungan social dan perkembangan fungsi diri pribadi secara terpadu malalui fungsi intelektual.
Model-model mengajar yang tergolong rumpun ini adalah sebagai berikut:
RUMPUN MODEL-MODEL
PEMROSESAN INFORMASI
MODEL
TOKOH
TUJUAN
Model Berfikir Induktif
Hilda Taba
Dirancang untuk perkembangan proses mental induktif dan penalaran akademik atau pembentukan teori.
Model latihan inkuiri
Richard suchman
Dirancang untuk mengajar murid untuk menghadapi penalaran kausal, dan untuk lebih fasih dan tepat dalam mengajukan pertanyaan, membentuk konsep dan hipotesis.
Model ini pada mulanya digunakan dalam sains, tetapi kemampuan-kemampuan ini berguna untuk tujuan-tujuan pribadi dan sosial.

Inkuiri ilmiah
Joseph J. Schwab
Dirancang untuk mengajar system penelitian dari suatu disiplin, tetapi juga diharapkan untuk mempunyai efek dalam kawasan-kawasan lain (metode-metode social mungkin diajarkan dalam upaya meningkatkan pemahaman social dan pemecahan masalah social)
Penemuan konsep
Jerome Bruner
Dirancang terutama untuk mengembangkan penalaran indifidu, tetapi juga untuk perkembangan dan analisis konsep.
Pertumbuhan kognitif
Jean piaget
Irvin sigel
Edmund sulivan
Lawrence kohlbreg
Dirancang untuk meningkatkan perkembangan intelektual, terutama penalaran logis, tetapi dapat di terapkan pada perkembangan social dan moral.
Model pinata lanjutan
David ausubel
Dirancang untuk meningkatkan efisien kemampuan pemrosesan informasi untuk menyerap dan mengaitkan bidan-bidang pengetahuan.
Memori
Harry lorayne
Jerry lucas
Ddirancang untuk meningkatkan kemampuan mengingat.

2.      Rumpun Model Personal
Rumpun model-model  ini berorientasi kepada individu dan perkembangan keakuan (shelfhood). Rumpun ini menekankan proses dimana individu membentuk dan menata relitas keunikan nya. Perhatian banyak di berikan kepada kehidupan  memusatkan pada upaya membantu  individu  untuk mengembangkan suatu hubungan yang produktif dengan lingkungannya dan memandang diri nya sebagai pribadi yang cakap sehingga lebih memperkaya hubungan antar pribadi dan lebih cakap dalam memprosesan informasi secar efektif.
Model-model mengajar yang tergolong kelompok ini beserta tokoh nya dapat dilihat dalam table brikut ini.
RUMPUN MODEL-MODEL PERSONAL
MODEL
TOKOH
TUJUAN
Pengajar non-direktif
Carl rogers
Penekenan pada pembentukan kemepuan untuk perkembangan pribadi dalam arti kesadaran diri,pemehaman diri,kemandirian dan konsep diri.
Latihan kesadaran
Fritz perls
William schutz
Meningkatkan kemampuan seseorang untuk eksplorasi diri dan kesadaran diri. Banyak yang menekankan pada perkembangan kesadaran dan pemahaman antar pribadi.
Sinektik
William Gordon
Perkrmbangan pribadi dalam kreativitas dan pemecahan masalah kratif.
System-sistem konseptual
David hunt
Di rancang untuk meningkatkan kekomplekan dan keluwesan pribadi.
Pertemuan kelas
William glasser
Perkembangan pemahaman diri dan tanggung jawab kepada diri sendiri dan kelompok social.

3.      Rumpun Model Interaksi Social
Mode-model mengajar dalam rumpun ini menekankan hubungan individu dengan orang lain atau masyarakat. Rumpun ini memusatkan pada proses dimana kenyataan ditawarkan secara sosial. Sebagai konsekuensinya, model-model yang berorientasi tersebut di atas, memberikan prioritas untuk memperbaiki bertindak dalam proses yang demokratis , dan untuk bekerja secara produktif dalam masyarakat. Meskipun rumpun model ini lain nya, para tokoh dalam rumpun model-model ini juga menekankan perkembangan kesadarn dan perkembangan aku (self), dan belajar bidang study yang bersifat akademik.
Model-model mkengajar yang tergolong rumpun ini beserta tokoh nya digambarkan dalam table 3
RUMPUN MODEL-MODEL INTRAKSI SOSIAL
MODEL
TOKOH
TUJUAN
Penemuan kelompok
Herbert telen
John dewey
Perkembangan keterampilann untuk partisipasi dalam proses social yang demokratis melalui penekanan yang di kombinasikan pada keterampilan-keterampilan antar pribadi (kelompok) dan ketrampilan-ketrampilan penemuan akademik. Aspek perkembangan pribadi merupakan hal yang penting dalam model ini.
Inkuiri (penemuan) social
Byron massialas
Benjamin sox
Pemecahan masalah social, terutama  melalui penemuan social dan penalaran logis.
Metode laboratory
National teaching laboratoty (NTL)
Bethel maine
Perkembangan ketrampilan antar pribadi dan kelompok  melalui kesadaran dan ke luwesan pribadi.
Jurisprudensial
Donald oliver
James P.shaver
Dirancang terutama untuk mengajak kerangka acuan jurisprudensial sebagai cara berfikir dan penyelesaian isu-isu social.
Bermain peran
Fannie shafel
George fhafel
Dirancang untuk mempengaruhi siswa agar menemukan nilai-nilai pribadi dan social. Perilaku dan nilai-nilai nya di harapkan anak menjadi sumber bagi penemuan berikut nya.
Simulasi social
Sarene bookock
Harold guetzkow
Dirancang untuk mebentu siswa mengalami bermacam-macam proses dan kenyataan social, dan untuk menguji reaksi mereka, serta untuk memperoleh konsep. ketrampilan pembuatan keputusan.
             



4.      Rumpun Model Behavioral (Tingkah laku)
Semua model-model mengajar yang tergolong dalam rumpun ini, bersumber dari kerangka teori yang sama yaitu teori behavioral. Istilah-istilah lain yang sejenis dan sering dipergunakan adalah teori belajar. Rumpun model ini lebih menekankan pada aspek perubahan perilaku siswa yang nyata dan dapat diamati, daripada struktur psikologis dan perilaku yang tidak dapat diamati.
Model-model perilaku memiliki penerapan yang luas dan diarahkan kepada bermacam-macam tujuan pendidikan, latihan perilaku antar pribadi, dan terapi. Berdasarkan pada pengendalian stimulus dan penguatan model-model behavioral (perilaku) telah berhasil menerapkan kondisi-kondisi interaktif dan kondisi-kondisi antara baik secara individual maupun kelompok. Telah banyak penelitian yang dilakukan untuk mengkaji model-model ini.
Salahsatu karakteristik umum pada model-model perilaku adalah hal penjabaran tugas-tugas yang harus dipelajari menjadi serangkaian perilaku dalam bentuk yang lebih kecil dan berurutan. Pada umumnya pengendalian perilaku terletak pada pihak guru, meskipun siswa mempunyai kesempatan untuk mengendalikan perilakunya.
Berikut adalah model-model behavioral (perilaku) :
RUMPUN MODEL-MODEL BEHAVIORAL (PERILAKU)
MODEL
TOKOH
TUJUAN
Manajemen Kontingensi
B.F. Skinner
Fakta-fakta, konsep, keterampilan
Kontrol Diri
B.F. Skinner
Perilaku / keterampilan social
Relaksasi (Santai)
Rimm & Masters Wolpe
Tujuan-tujuan pribadi (mengurangi ketegangan dan kecemasan)
Pengurangan Ketegangan
Rimm & Masters Wolpe
Mengalihkan kesantaian kepada kecemasan dalam situasi social
Latiahan Asertif
Wolpe, Lazarus, Salter
Ekspresi perasaan secara langsung dan spontan dalam situasi social.
Latiahan Langsung
Gagne Smith & Smith
Pola-pola perilaku, ketrampilan.

C.    Mengembangkan Perbendaharaan Model-Model Mengajar
Bagi mereka yang memandang bahwa mengajar adalah suatu seni (kiat) pribadi, maka penguasaan sejumlah medel-model mengajar merupakan suatu seni (kiat) dari guru yang baik.
Kita merasa bahwa guru seyogyanya melihat model-model mengajar ini sebagai suatu jalan untuk mencapai tujuan yang bervariasi luas. Pada dasarnya tidak ada strategi mengajar yang tunggal yang dapat mencapai setiap tujuan. Guru yang bijaksana akan mengatur perbendaharaan strategi yang tepat untuk menghadapi macam masalah-masalah belajar tertentu yang dihadapinya. Misalnya model non-direktif akan berguna dalam mengajar orang untuk menjadi lebih terbuka dan sadar akan perasaan dirinya, bebas berinisiatif, dan membenatu mengembangkan dorongan dan kepekaan untuk mendidik diri sendiri. Model laboratori akan berguna untuk memperbaiki keterampilan hubungan manusiawi.
Perbendaharaan model-model mengajar pada guru, merupakan sesuatu yang penting bila ia bertanggung jawab untuk mengajar banyak anak dalam beberapa bidang kurikulum. Bagi guru bidang studi (spesialis mata pelajaran) yang bertanggung jawab mengajarkan satu bidang studi tertentu kepada siswa yang relative telah matang, akan menghadapi tugas-tugas mengajar yang tidak dapat dilayani dengan suatu model tunggal. Misalnya seorang guru Pendidikan Agama Islam (PAI) dapat menggunakan beberapa model mengajar. Model memori yang digunakan untuk meningkatkan kemampuan mengingat dan metode behavioral atau non-direktif untuk membantu siswa mengembangkan pemahaman terhadap kemampuan sendiri dan keinginan untuk mengembangkan diri sendiri.
Mengembangkan perbendaharaan model mengajar berarti mengembangkan keluwesan (profesional), karena karena keluwesan ini merupakan landasan bagi pemahaman dan kemungkinan pemilihan dalam penerapannya. Setiap guru akan menghadapi rentangan masalah yang luas, dan apabila ia memiliki perbendaharaan model-model mengajar secara luas, maka ia akan lebih mampu mengatasi masalah secara lebih kreatif dan imajinatif.
Pada sisi pribadi, perbendaharaan menuntut kecakapan untuk menumbuhkan dan memperluas potensi seseorang, dan kemampuan untuk mengajar dengan cara-cara yang lebih bervariasi dan menarik agar dapat menyesuaikan dengan tuntutan kebutuhan yang ada.
D.    Memilih Model Untuk Dipelajari
Untuk memilih model-model mengajar yang mana yang harus dipelajari dan dijalankan maka disarankan pada tahap pemulaan untuk mempelajari satu dari empat rumpun model, sedangkan yang lainnya ditambahkan sesuai dengan kegunaan dan kebutuhan khusus tertentu. Bagi calon guru hendaknya menguasai empat atau lima model pada permulaannya. Untuk itu mungkin akan terasa berat dan sulit, akan tetapi lama-kelamaan akan dirasakan lebih mudah dan efektif.
Model-model mengajar ini adalah untuk mengkreasikan lingkungan. Semuanya menyediakan spesifikasi tertentu untuk perancangan dan membentuk situasi belajar yang kondusif.
Model-model yang dipilih secara tepat dapat mengkreasikan dunia siswa. Dunia itu dipelajari sejalan dengan nilai-nilainya. Dunia yang kita harapkan untuk dilihat adalah anak-anak dan siswa yang lainnyaakan mengalami banyak model mengajar dan belajar untuk memperoleh manfaatnya. Dengan bertambahnya pembendaharaan guru, maka siswa akan akan bertambah menjadi pelajar yang lebih baik dan ber pribadi lebih utuh.







BAB II
PENUTUPAN

A.    Kesimpulan
Proses pengajaran yang efektif dapat terbentuk melalui pengajaran yang memiliki cirri-ciri sebagai berikut:
1.      Berpusat pada siswa.
2.      Interaksi edukatif antara guru dengan siswa.
3.      Suasana demokratis.
4.      Variasi metode pengajaran
5.      Guru professional
6.      Bahan yang sesuai dan bermanfaat
7.      Lingkungan yang kondusif
8.      Sarana belajar yang menunjang
Banyak faktor yang mempengaruhi bagimana guru mengajar terutama factor yang ada dalam diri guru itu sendiri. Cara mengajar yang dipilih dan digunakan guru adalah termasuk faktor yang cukup penting juga. Untuk itu guru seharusnya mengenal bagaimana cara mengajar dan dapat memilihnya secara tepat sesuai dengan kemampuan dirinya serta keadaan lingkunganya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar