Selasa, 15 Februari 2011

ALL ABOUT PSIKOLOGI


1.      Definisi Psikologi, Pendidikan, Psikologi pendidikan.

1)      Psikologi
Psikologi yang dalam istilah lama disebut Ilmu Jiwa itu berasal dari kata bahasa Inggris Psychology. Kata Psychology merupakan dua akar kata yang berasal dari bahasa Greek (Yunani), yaitu: 1) psyche yang berarti jiwa; 2) logos yang berarti ilmu. Jadi secara harfiah psikologi memang berarti ilmu jiwa. Sebelum mendepinisikan psikologi secara terminologi, di bawah ini ada beberapa pendapat Ilmuan yang mendefinisikan psikologi yang dikutif dari buku Psikologi Pendidikan dengan pendekatan Baru karangan Muhibbin Syah (1995: 9) yaitu :

Bruno (1987).
Membagi pengertian psikologi dalam tiga hal yang pada prinsipnya saling berhubungan. Diantaranya yaitu:
a.      Psikologi adalah studi (penyelidikan) mengenai “ruh”.
b.      Psikologi adalah ilmu pengetahuan mengenai “kehidupan mental”.
c.       Psikologi adalah ilmu pengetahuan mengenai “tingkah laku” organisme.

Gleitman (1986).
“ Ilmu pengetahuan yang berusaha memahami perilaku manusia, alas an dan cara mereka melakukan sesuatu, dan juga memahami bagaimana makhluk tersebut berpikir dan berperasaan. ”

Chaplin  (1972).
“ Ilmu pengetahuan mengenai perilaku manusia dan hewan, juga penyelidikan terhadap organisme dalam segala ragam dan kerumitannya ketika bereaksi arus dan perubahan alam sekitar dan peristiwa kemasyarakatan yang mengubah lingkungan. ”

Purbakawatja dan Harahap (1981).
“ Cabang ilmu pengetahuan yang mengadakan penyelidikan atas gejala-gejala dan kegiatan-kegiatan jiwa. “

William James (1842-1910).
“ Ilmu pengetahuan mengenai kehidupan mental. “

John B. Watson (1878-1958).
“ Ilmu pengetahuan tentang tingkah laku (behavior) organisme.”

Dalam definisi-definisi di atas tampak jelas persamaan-persamaan di samping perbedaan-perbedaan para ahli. Alhasil secara ringkas dapat kita tarik sebuah kesimpulan bahwa psikologi adalah Ilmu pengetahuan yang menyelidiki dan membahas tingkah laku terbuka dan tertutup pada manusia, baik selaku individu ataupun kelompok, dalam hubungannya dengan lingkungan.
Lingkungan dalam hal ini meliputi semua orang, barang, keadaan, dan kejadian di sekitar manusia.

2)      Pendidikan
Pendidikan berasal dari kata “didik”, lalu kata ini mendapat awalan me sehingga menjadi “mendidik”, artinya memelihara dan memberi latihan. Sama halnya dalam mendefinisikan Psikologi ada banyak pendapat tentang pendefinisian pendidikan definisi-definisi ini saya kutif dari buku Psikologi Pendidikan dengan pendekatan baru (1995: 11) diantaranya adalah

Kamus Besar Bahasa Indonesia (1991: 232)
“Proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan latihan.”

Mcleod (1989)
“Proses pembuatan untuk memperoleh pengetahuan.”

Tartid (1987)
“Seluruh tahapan pengembangan kemampuan-kemampuan dan perilaku-perilaku manusia dan juga proses penggunaan hampir seluruh penglaman kehidupan.”

Dictionary of Psychology (1972)
“Tahapan kegiatan yang bersifat kelembagaan yang dipergunakan untuk menyempurnakan perkembangan individu dalam menguasai pengetahuan, kebiasaan, sikap dan sebagainya.”

Poerbakawatja dan Harahap (1981)
“Usaha secara sengaja dari orang dewasa untuk dengan pengaruhnya meningkatkan si anak kedewasaan yang selalu diartikan mampu menimbulkan tanggung jawab moril dari segala perbuatannya.”

Dari berbagai macam definisi di atas jadi bisa di simpulkan bahwa Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.

3)      Psikologi Pendidikan
Mengutip dari buku Psikologi Pendidikan dengan pendekatan baru (1995: 11)
Ada banyak orang yang berpendapat tentang definidi Psikologi Pendidikan, diantaranya adalah:

Arthur S. Rebber (1988)
“Sebuah subdisiplin ilmu psikologi yang berkaitan dengan teori dan masalah kependidikan.”

Barlow (1985)
“Sebuah pengetahuan berdasarkan reset psikologis yang menyediakan serangkaian sumber-sumber untuk membantu anda melaksanakan tugas sebagai seorang guru dalam proses belajar mengajar secara lebih efektif.”

Tardif (1987)
“Sebuah bidang studi yang berhubungan denganpenerapan pengetahuan tentang perilaku manusia untuk usaha-usaha kependidikan”.

Witherington (1978)
“Studi sistematis tentang proses-proses dan factor-faktor yang berhubungan dengan pendidikan manusia”.

Begitulah isi dari pemaparan para ahli yang mendefinisikan Psikologi Pendidikan ada perbedaan dan ada persamaan, namun kita jangan terlalu fokus pada kesamaan dan perbedaannya namun yang harus kita telaah adalah esensi dari pendefinisian tersebut dan saya menyimpulkan bahawa Psikologi Pendidikan adalah Ilmu yang berisi pembelajaran bagi para calon pengajar supaya bisa mengawasi tingkah laku jiwa para anak didiknya.

2.      Metoda eksperimen
      Pada dasarnya, metoda eksperimen merupakan serangkaian percobaan di dalam sebuah laboratorium atau ruangan tertentu dan teknis pelaksanaanya disesuaikan dengan data yang akan di angkat.
      Dalam penelitian eksperimen objek yang akan diteliti dibagi ke dalam dua kelompok.
1)      Kelompok percobaan
Kelompok percobaan terdiri atas sejumlah orang yang tingkah lakunya diteliti dengan prilaku khusus, sesuai dengan data yang telah di himpun.
2)      Kelompok pembandingan
Kelompok perbandingan juga terdiri atas objek yang jumlahnya dan karakteristiknya sama dengan kelompok percobaan, tetapi tingkah lakunya tidak diteliti atau tidak diberi perlakuan seperti yang diberikan pada kelompok percobaan.
Setelah eksperimen usai, data dari kelompok percobaan tadi di bandingkan dengan data dari kelompok pembanding, lalu dianalisis, ditafsirkan, dan disimpulkan dengan teknik statistic tertentu.
Kelebihan dan Kekurangfan Teori kuesioner
Kelebihan :
1.      Relatif lebih menonjol dibandingkan dengan metode lain.
2.      Lebih banyak sample yang dijangkau
      Kekurangan :
1.      Memerluakan waktu yang cukup lama
2.      tergolong lebih rumit

3.      Perkembangan adalah proses atau tahapan pertumbuhan kearah yang lebih baik. Memang tidak dapat di pungkiri dengan adanya proses pertumbuhan di dalam perkembangan karena di dalam perkembangan itu memerlukan pertumbuhan tetapi dengan adanya pertumbuhan itu belum termasuk dalam perkembangan karena di katakan berkembang itu karena selain ada perubahan dalam bentuk fisik seseorang tetapi skil individu tersebut juga tercakup dalam perkembangan seseorang.

Adapun kematangan adalah proses atau tahapan perubahan fisik seseorang kearah kesempurnaan fisik jadi dalam membicarakan perkembangan itu lebih menitik beratkan pada perkembangan dan pertumbuhan organ tubuh seseorang.

Pada dasarnya proses Perkembangan, Pertumbuhan dan kematangan esensinya itu sama-sama melakukan perubahan, tapi letak perubahan itulah yang membedakan antara ketiganya atau keduanya. Jadi dapat di simpulkan bahwa perkembangan itu pengamatannya pada perubahan kepribadian, pemikiran, pengetahuan dan selanjutnya. Adapun pertumbuhan pengkajiannya adalah pada fisik seperti halnya tinggi badan, berat badan, lebar badan Dll dan yang terakhir adalah Kematangan, berbicara tentang kematangan lain halnya dengan pertumbuhan dan per kembangan pada kematangan ini kajian-kajiannya adalah pada masalah organ tubuh, seperti pada reproduksi atau organ-organ tubuh lain yang begitu urgen bagi kahidupan.


4.      Nativisme adalah sebuah doktrin filosofis yang berpengaruh besar pada aliran psikologi. Arthur Scopenhauer (1788-1860) dari jerman adalah tokoh pelopor aliran tersebut. Aliran filsafat nativisme kuno ini pada masanya di juluki sebagai aliran pesimistis yang memandang segala sesuatu dengan kaca mata hitam, para penganut aliran ini berpendapat bahwa perkembangan manusia itu ditentikan oleh pembawaannya, sedangkan pengalaman dan pendidikan itu tidak mempunyai pengaruh apa-apa.

Untuk lebih jelasnya saya beri contoh Susi Susanti adala seorang pemain bulu tangkis ke mudian menikah denga seorang pebulu tangkis lagi maka mereka berpendapat bahwa anak mereka akan menjadi pebulutangkis kembali. Karena mereka mengiaskan pada harimau yang tak mungkin melahirkan seekor rusa atau gajah pastinya yang harimau lahirkan adalah harimau pula, jadi Pembawaan dan Bakat bagi mereka penganut nativisme itu sangat berpengaruh penting dan dan mengenyampingkan faktor lingkungan.

Pada masanya aliran ini sangat berpengaruh penting, akan tetapi pada masa sekarang bukan berarti aliran ini tidak ada aliran ini masih ada namun tidak semutlat pada masanya.

5.      Tabula rasa (dari bahasa Latin kertas kosong) merujuk pada pandangan epistemologi bahwa seorang manusia lahir tanpa isi mental bawaan, dengan kata lain "kosong", dan seluruh sumber pengetahuan diperoleh sedikit demi sedikit melalui pengalaman dan persepsi alat inderanya terhadap dunia di luar dirinya.

Umumnya para pendukung pandangan tabula rasa akan melihat bahwa pengalamanlah yang berpengaruh terhadap kepribadian, perilaku sosial dan emosional, serta kecerdasan.

Gagasan mengenai teori ini banyak dipengaruhi oleh pendapat John Locke di abad 17. Dalam filosofi Locke, tabula rasa adalah teori bahwa pikiran (manusia) ketika lahir berupa "kertas kosong" tanpa aturan untuk memroses data, dan data yang ditambahkan serta aturan untuk memrosesnya dibentuk hanya oleh pengalaman alat inderanya. Pendapat ini merupakan inti dari empirisme Lockean. Anggapan Locke, tabula rasa berarti bahwa pikiran individu "kosong" saat lahir, dan juga ditekankan tentang kebebasan individu untuk mengisi jiwanya sendiri. Setiap individu bebas mendefinisikan isi dari karakternya - namun identitas dasarnya sebagai umat manusia tidak bisa ditukar. Dari asumsi tentang jiwa yang bebas dan ditentukan sendiri serta dikombinasikan dengan kodrat manusia inilah lahir doktrin Lockean tentang apa yang disebut alami.


6.      Tahapan-tahapan perkembangan kognitif menurut Jean Piaget (1896-1980)
Ada banyak pemaparan tentang psikologi akan tetapi diantara semua itu Jean Peaget lah yang paling menonjol diantara semua itu. Dia mengklasifikasikan perkembangan  menjadi empat kategori tahapan.

1)      Sensory – Motor
Yaitu perkembangan belajar pada anak usia 0-2 tahun untuk berbuat pada lingkungannya sebelum ia mampu berpikir mengenai apa yang sedang ia perbuat.
2)      Pre – Operational
Perkembangan ini muncul ketika anak berusia 2-7 tahun dimana pada masa ini anak sudah bisa memiliki kesadaran akan benda yang harus ada atau sudah dilihat dan tak di dengar lagi.
3)      Concrete – Operatonal
Ini biasa terjadi dari usia 7-11 dimana pada masa ini seorang anak sudah mulai bisa atau memiliki kemampuan untuk berfikir untuk menyelesaikan masalah dan sudah bisa mengeluarkan ide ide.

4)      Formal – Operational
Dalam tahapan ini 11-15 seorang remaja mampuh untuk mengkoordinasikan pemikirannya dalam penanggulangan masalah dan lebih berhati- hati dalam penyelesaiannya.

7.      Karena manusia ketika dilahirkan ke dunia ini tidak mengetahui apa pun, dalam artian manusia kosong dari ilmu pengetahuan. Sedangakan dalam kehidupan, manusia tidak akan mungkin hidup sendirian dan pasti hidupnya itu akan saling berdampingan dari mulai hal yang terkecil yaitu berdampingan dengan orang tua. Ketika seorang manusia berdampingan dengan individu yang lain haris mempunyai etika dan aturan dan aturan itu akan di mengerti dan akan ter realisasikan dengan adanya pendidikan terlebih dahulu. Maka dari itu pendidikan sangat penting karena pendidikan itu lebih menekan kan pada tingkah laku atau karakter individu selai ilmu pengetahuan pun harus di capainya.

8.      Belajar adalah hubungan antara stimulus dengan respon yang dimaksud dengan ini adalah cara belajar seorang anak dalam mengetahui suatu ilmu pengetahuan dengan rasa keingin tahuan sendiri yang timbul dari tuntutan kehidupan anak tersebut untuk lebih jelasnya lagi saya akan memberikan contoh sebagai berikut :

Seorang guru memberitahukan bahwa minggu besok akan mengadakan ulangan maka seorang anak akan mulai untuk mencari buku referensi pelajaran yang akan di ulangankan ketika buku mata pelajaran itu sudah diketemukan maka kemudian seorang anak tersebut akan terus belajar pelajaran yang akan di ulangankan dan pada waktu ulangan anak itu bisa menyelesaikan pertanyaan-pertanyaan guru tersebut.

Dari rangkaian cerita tersebut buku mata pelajaran dan sumber referensi mata pelajaran adalah merupakan stimulus, sedangakan ulangan adalah motivasi. Dan kedua ini akan menimbulkan respon khusus yang akan terus menerus meningkat karena adanya kemudahan ketika anak tersebut bisa mengerjakan pekerjaannya dengan mudah.

Trial and eror adalah metoda belajar dengan mengandalkan praktek uji coba yang terus menerus tanpa menghiraukan kesalahan yang dia perbuat dalam melaksanakan tujuannya karena di dalam pikirannya kegagalan adalah suatu keberhasilan yang tertunda yang akhirnya akan tercapai juga tujuan itu walaupun banyak melakukan kesalahan.

Contoh : ketika seorang anak sedang belajar Kaligrafi dia akan terus berlatih dengan kesalahan yang dia perbuat karena dengan melakuakan kesalahan itu dia bisa tau akan kemampuannya dan kemampuannya itu akan terus bertambah serta pengalamannya itu juga bertambah tanpa disadari dia telah belajar dari kesalahan yang di perbuat.

9.      Conditioned Stimulus (CS) Adalah rangsangan yang dapat mendatangkan respons yang dipelajari, sedangkan respon yang dipelajari itu adalah Conditioned Response (CR). Adapun (UCS) Unconditioned Stimulus adalah rangsangan yang dapat menimbulkan respon yang tidak di pelajari, dan respons yang tidak di pelajari disebut (UCR) Unconditioned Response.
10.  Berpikir asosiatif
a)      adalah berpikir dengan cara mengasosiasikan sesuatu dengan yang lainnya. Cara berpikir seperti ini merupakan proses suatu hubungan antara rangsangan dengan respons. Pola pemikiran seperti ini sangat dipengaruhi oleh tingkat pengertian atau pengetahuan yang diperoleh dari hasil belajar.

Karena seseorang akan bisa mengasosiasikan pemikirannya kedalam suatu permasalahan apabila seseorang itu mempunyai pengetahuan tentang kejadian tersebut.
Contoh: seorang anak akan bisa mengasosiasikan hari kemerdekaan Republik Indonesia dengan keadaan sekarang.
b)      Inhibisi.
Adalah upaya pengurangan atau pencegahan timbulnya suatu respons lain yang sedang berlangsung. Apabila kita asosiasikan pada belajar inhibisi adalah suatu kesanggupan bagi seorang siswa untuk mengurangi atau menghentikan tindakan yang tidak perlu, kemudian memilih dan melakukan tindakan lainnya yang lebih baik ketika dia berinteraksi dengan lingkungannya.
Contoh: Seseorang akan berusaha mengurangi atau berhenti meroko apabila telah mengetahui bahaya meroko.
c)      Berpikir Rasional dan Kritis.
Adalah berfikir menggunakan nalar atas dasar data yang ada untuk mencari kebenaran faktual, kegunaan dan derajat kepentingannya.
Berfikir rasional dipakai bila kita ingin maju, ingin mempelajari ilmu. Juga amat perlu bila kita bekerja untuk kepentingan orang banyak, masalah publik, dimana berhadapan dengan bermacam macam orang, tradisi dan kepercayaan, maka kita bakal punya alasan obyektif yang bisa ditunjukkan kepada orang banyak (transparansi), punya alat bukti, punya referensi, bisa diperdebatkan (argumentasi yang logik dan relevan) serta bisa dibandingkan karena punya alat ukur. Hal hal yang emosional tidaklah demikian. Berfikir rasional lawannya adalah berfikir emosional.
d)     Perubahan Aktif dan Fungsional.
­ Perubahan Aktif adalah perubahan pada diri manusia dengan sendirinya tanpa ada usah apapun melainkan perubahan itu terjadi dengan alaminya sendiri. Contohnya bayi yang sedang merangkak setelah bayi itu bisa duduk.
­ Perubahan Fungsional adalah perubahan yang disebabkan karena proses belajar yang bersifat efektif. Artinya perubahan itu dapat memberikan pengaruh yang sangat signifikan bagi orang tersebut. Contoh: apabila seorang anak sudah bisa belajar menulis mak perubahan anak tersebut akan mengakibatkan seorang anak bisa merangkai kat membuat kalimat bahakan bisa juga dia membuat karya tulis yang sangat indah yang bisa bermanfaat bagi orang banyak.
e)      Anak bukan orang dewasa yang bertubuh kecil.
Serang anak adalah tidak bisa di samakan dengan anak yang sudah dewasa karena kapasitas pemikirannya masih terbatas dan belum luas seperti anak yang dewasa lainnya. Apabila ini dipaksakan maka hasilnya akan kurang memuaskan.
contoh: seorang anak kecil yang berumur 5 tahun apabila diberikan pelajaran fisika maka di tidak akan mengerti dan walaupun itu di paksakan tetap tidak akan membuahkan hasil. Berbeda sebaliknya, pelajaran fisika akan mudah dicerna anak dewasa yang berumur 13-15 tahun karena mereka sudah mempunya pengetahuan tentang menghitung di Sekolah Dasar. ­

Tidak ada komentar:

Posting Komentar